Sabtu, 02 April 2016



Kabut, Mist, Haze, dan Smog, Serupa tapi Tak Sama

Daerah pegunungan merupakan daerah dengan fenomena cuaca yang bermacam – macam. Salah satunya adalah kekaburan udara yang lebih sering disebut masyarakat dengan kabut. Kabut tidak hanya terjadi di daerah pegunungan saja, bisa juga terjadi pada dataran rendah. Sebenarnya penyebab kekaburan udara atau gangguan pada jarak pandang tidak hanya disebabkan kabut tetapi juga mist, haze, dan smog. Mau tau lebih banyak? Mari kita bahas bersama.

Kabut(FOG) terjadi karena udara mengandung banyak molekul air. Ketika temperatur dan titik embun(temperatur yang diperlukan uap air untuk berubah menjadi air) sama atau tidak berbeda jauh maka uap air akan mengalami kondensasi berubah wujud menjadi molekul air dan melayang – layang di udara. Kekaburan udara disebut kabut manakala kelembaban udara relatif (RH) mencapai 98-100% dan jarak pandang mendatar kurang dari 1 kilometer.

Fog




Selain kabut ada juga peristiwa serupa yaitu halimun(mist). Sama seperti kabut halimun terjadi karena banyaknya jumlah molekul air yang terkandung dalam udara. Hanya saja bedanya mist terjadi ketika kelembaban udara relatif (RH) sekitar 95-97% dan jarak pandang mendatar antara 1-5 kilometer.

Mist



Bukan hanya karena molekul air kekaburan udara juga dapat disebabkan oleh partikel litometeor(partikel – partikel kering). Kekaburan udara yang disebabkan oleh partikel kering seperti polusi udara, debu serta artikel kering lain disebut haze. Haze terjadi ketika RH dibawah 95% dan jarak pandang mendatar antara 1-5 kilometer.

Haze





Adapun smog dalah kekaburan udara yang disebabkan oleh asap. Seperti yang terjadi beberapa waktu lalu ketika terjadi peristiwa kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan. Smog terjadi ketika RH dibawah 95% dan jarak pandang biasanya dibawah 5 kilometer. Smog menyebabkan udara kering serta tidak jarang mengandung zat berbahaya.

Smog





"Jangan biarkan keraguan dan ketakutan mengaburkan cita – citamu, realistis itu diperlukan tetapi menggapai cita – cita itu tantangan. Percaya Tuhan akan memberikan yang kita butuhkan bukan cuma yang kita inginkan."




Rabu, 24 Februari 2016



Solusi Bebas Banjir Kabupaten Pati
 


Belum sempat kering, hujan kembali membasahi daerah Pati, Jawa Tengah sepanjang Selasa 28 Januari kemarin. Akibatnya, banjir yang belum sepenuhnya surut kembali bertambah tinggi. Dari pantauan udara, banjir masih merendam puluhan desa memutus akses jalan dan memicu terjadinya kemacetan panjang.

Berita di atas saya kutip dari situs www.liputan6.com pada 29 Januari 2015. Sudah hampir satu tahun sejak terjadinya banjir yang melumpuhkan akses di wilayah Kabupaten Pati dan sekitarnya. Hal tersebut diduga disebabkan oleh hujan deras yang turun selama berhari – hari. Memang cuaca dan bencana berkaitan erat karena bencana alam disebabkan oleh fenomena cuaca yang tidak sebagaimana biasanya terjadi. Apabila tidak ada kesiapan dari masyarakat maka fenomena cuaca hujan deras dapat menimbulkan bencana.

Memang pada awal musim penghujan seperti saat ini tidak setiap hari turun hujan di Kabupaten Pati. Hujan lebih sering terjadi pada sore dan malam hari. Hal tersebut disebabkan pada awal musim penghujan, awan yang berpotensi hujan baru terkumpul dari penguapan sumber air dari pagi sampai siang hari. Hujan yang turunpun tidak terlalu deras dengan rata – rata curah hujan 12 mm setiap minggunya. Walaupun demikian datangnya musim penghujan tahun ini yang bisa dibilang terlambat tetap harus diwaspadai. Karena diperkirakan puncak musim hujan baru terjadi pada bulan Januari. Persiapan dan antisipasi yang matang dapat mengurangi resiko terjadinya bencana banjir.

Berbagai upaya pencegahan dapat ditempuh yaitu melalui informasi prakiraan cuaca yang baik dan penyuluhan tentang pentingya pengetahuan tentang cuaca ke masyarakat Kabupaten Pati. Hal ini dapat dilaksanakan melalui sosialisasi – sosialisasi di balai desa dan penyebaran informasi cuaca melalui sms dan stasiun radio. Karena dengan informasi cuaca yang up to date dapat membantu masyarakat dalam persiapan evakuasi dan penanggulangan bencana. Selain itu informasi cuaca yang baik dapat menghindarkan masyarakat dari kerugian ekonomi yang lebih besar seperti yang dialami petani dan pembudidaya ikan yang salah memprakirakan masa panen dan pembibitan.

Selain itu upaya mencegah banjir dilakukan dengan memperbaiki infrastruktur pengairan. Banyak saluran air yang mengalami pendangkalan dan penyumbatan akibat endapan sampah. Perlu adanya komitmen dari pemerintah dan masyarakat seperti program kerja bakti masal membersihkan sungai dan menghilangkan budaya membuang sampah di sungai. Kemudian pembangunan sarana penampung air hujan seperti waduk diperlukan untuk mengatur debit air yang dialirkan ke sungai – sungai supaya tidak meluap.  Selain sebagai sarana penampung air hujan waduk juga dapat dijadikan sarana rekreasi dan persediaan air dalam menghadapi musim kemarau.

"Sungguh telah nampak kerusakan dimuka bumi yang disebabkan perbuatan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari akibat perbuatan mereka agar kembali ke jalan yang benar, kita yang memulai kita pula yang mengakhirinya."

Minggu, 21 Februari 2016

Dunia Kemaritiman Harus Perhatikan Cuaca



Dunia Kemaritiman Harus Perhatikan Cuaca




Pemerintah Indonesia saat ini sedang menggalakan pemberdayaan di bidang maritim. Program pemerintah tersebut layak diapresiasi mengingat bentuk geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang dikelilingi beberapa lautan. Upaya pemberdayaan kemaritiman harus memerhatikan beberapa disiplin ilmu salah satunya adalah meteorologi (ilmu tentang cuaca).
Dunia kemaritiman tidak bisa lepas dari faktor cuaca. Adapun faktor cuaca yang berpengauh meliputi :

1.    Angin. Angin adalah pergerakan udara yang disebabkan oleh perbedaan tekanan di permukaan bumi. Walaupun arah angin sering berubah – ubah, pada dasarnya Indonesia memiliki dua siklus tahunan angin muson yaitu Angin Muson Australis dan Asia. Angin Muson Australis biasa terjadi pada bulan April sampai September ketika matahari berada disebelah utara ekuator suhupun meningkat, ingat bahwa suhu dan tekanan berbanding terbalik dari rumus fisika   (“P” adalah tekanan dan” T” adalah suhu). Akibatnya  Benua Asia bertekanan rendah rendah sehingga angin bertiup dari Benua Australia ke Benua Asia atau yang biasa disebut musim timuran karena rata – rata angin bertiup dari arah timur. Begitu pula ketika matahari berada disebelah selatan, suhupun meningkat dan menyebabkan Benua Australia bertekanan rendah sehingga angin bertiup dari  Benua Asia ke Benua Australia atau yang biasa disebut dengan musim baratan. Pelaut dan nelayan harus memahami faktor tersebut karena angin dapat menjadi kawan, dapat pula menjai lawan. Menjadi lawan karena dapat mempermudah laju kapal dan Menjadi lawan karena dapat menghambat laju bahkan mengganggu keseimbangan kapal. Selai itu angin juga menentukan tinggi rendah dan arah gelombang. Semakin kuat angin maka akan semakin kuat gelombang adapun arah bertiupnya angin adalah searah dengan gerakan gelombang. Pemetaan gelombang diperlukan bagi pelaut dan nelayan dalam memilih rute pelayaran yang aman juga dapat menentukan kapal dapat berlayar atau tidak.
 
 
  2.    Awan.  Awan adalah kumpulan titik – titik air atau kristal es yang terjadi karena udara yang banyak mengandung uap air mengalami proses pendinginan hingga mencapai titik embun dan terdorong ke atas sampai atmosfer akibat dari perbedaan tekanan.  Awan dapat menjadi acuan akan cuaca yang terjadi disekitarnya. Apabila awan ketinggianya semakin rendah dan semakin gelap mengindikasikan akan terjadinya hujan. Adapun apabila terdapat awan cumulonimbus, awan yang berbentuk seperti kembang kol dan menjulang ke atas mengindikasian di daerah tersebut rawan terjadi badai guntur. Apabila perbedaan tekanan dalam awan cumulonimbus semakin besar dapat menimbulkan angin kencang bahkan waterspout (tornado air). Dengan melihat awan nelayan dapat memprakirakan cuaca yang terjadi sehingga akan memermudah dalam memilih jalur pelayaran serta menentukan daerah – daerah yang berpotensi menghasilkan banyak tangkapan.
 

 
3.    Suhu air laut. Suhu air laut menentukan biota laut yang terkandung di dalamnya. Ikan – ikan tertentu akan banyak berkumpul di suhu laut yang optimal dan stabil. Untuk mengetahui suhu dapat dilakukan dengan pengukuran manual dengan termometer ataupun dengan bantuan sensor dan satelit. 
  
 
Jika para pelaku usaha di bidang menyadari pentingnya faktor cuaca serta didukung dengan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai, maka dunia kemaritiman di Indonesia akan semakin produktif. Untuk itu diperlukan kerjasama antar instansi untuk memberikan penyuluhan dan produk data cuaca siap pakai ke masyarakat.

" Hidup itu seperti ombak kadang naik kadang turun, jadilah pribadi yang tangguh dan beriman untuk mampu mengarungi keduanya"

Kamis, 18 Februari 2016

Mengenal Tanda Tanda Terjaddinya Petir



Mengenal Tanda – Tanda Terjadinya Petir



Musim penghujan merupakan periode saat hujan turun dengan maksimal. Musim penghujan mulai terjadi pada bulan november hingga februari seperti saat ini. Hujan membawa manfaat untuk masyarakat terutama bagi kalangan petani. Dengan turunya hujan akan membantu petani untuk mengairi lahan pertanian dan menyimpan cadangan air untuk menghadapi musim kemarau.

Namun datangnya musim hujan juga disertai dengan fenomena cuaca lainya yaitu petir. Petir adalah peristiwa terjadinya perpindahan muatan negatif (elektron) menuju ke muatan positif (proton). Perpindahan muatan ini disertai dengan lompatan bunga api yang bermuatan listrik. tegangan pada petir dapat mencapai 1000.000 volt atau 4500 kali lebih besar daripada tegangan listrik rumahan.

Petir dapat digolongkan menjadi empat macam berdasarkan arah sambaranya yaitu petir dari awan ke tanah, petir dalam awan, petir antar awan, petir awan ke udara. Semua macam petir tersebut berbahaya bagi manusia tetapi petir yang sering membahayakan manusia adalah petir dari awan ke tanah. Hampir di setiap wilayah petir mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Kebanyakan  korban dari sambaran petir adalah para petani dan penggembala yang sedang bekerja di ladang atau tempat terbuka. 

Sebenarnya kejadian seperti itu dapat diantisipasi dengan melihat gejala alam. Petir hanya disebabkan oleh perpindahan muatan dari Awan Cumulonimbus atau awan Cb. Awan Cumulonimbus memiliki ciri – ciri berbentuk bergumpal - gumpal seperti bunga kol, berwarna putih kelabu dan dapat berubah menjadi semakin kelabu ketika hujan akan turun. Kemudian apabila terjadi hujan yang turun secara tiba – tiba (shower rain), dapat dipastikan disekitar tempat tersebut terdapat awan Cumulonimbus. Selain itu awan ini juga menyebabkan angin yang bertiup tiba – tiba dan berganti – ganti arahnya. Apabila gejala – gejala cuaca tersebut terjadi sebaiknya para petani dan penggembala tidak perlu berangkat ke sawah dan ladang demi keselamatan jiwa mereka.

“Takdir dan Umur itu memang di tangan Allah, tapi hidup aman dan tentram itu Pilihan”