Solusi
Bebas Banjir Kabupaten Pati
Belum sempat kering,
hujan kembali membasahi daerah Pati, Jawa Tengah sepanjang Selasa 28 Januari
kemarin. Akibatnya, banjir yang belum sepenuhnya surut kembali bertambah
tinggi. Dari pantauan udara, banjir masih merendam puluhan desa memutus akses
jalan dan memicu terjadinya kemacetan panjang.
Berita di atas saya
kutip dari situs www.liputan6.com
pada 29 Januari 2015. Sudah hampir satu tahun sejak terjadinya banjir yang
melumpuhkan akses di wilayah Kabupaten Pati dan sekitarnya. Hal tersebut diduga
disebabkan oleh hujan deras yang turun selama berhari – hari. Memang cuaca dan
bencana berkaitan erat karena bencana alam disebabkan oleh fenomena cuaca yang
tidak sebagaimana biasanya terjadi. Apabila tidak ada kesiapan dari masyarakat
maka fenomena cuaca hujan deras dapat menimbulkan bencana.
Memang pada awal musim
penghujan seperti saat ini tidak setiap hari turun hujan di Kabupaten Pati.
Hujan lebih sering terjadi pada sore dan malam hari. Hal tersebut disebabkan
pada awal musim penghujan, awan yang berpotensi hujan baru terkumpul dari
penguapan sumber air dari pagi sampai siang hari. Hujan yang turunpun tidak
terlalu deras dengan rata – rata curah hujan 12 mm setiap minggunya. Walaupun
demikian datangnya musim penghujan tahun ini yang bisa dibilang terlambat tetap
harus diwaspadai. Karena diperkirakan puncak musim hujan baru terjadi pada
bulan Januari. Persiapan dan antisipasi yang matang dapat mengurangi resiko
terjadinya bencana banjir.
Berbagai upaya pencegahan
dapat ditempuh yaitu melalui informasi prakiraan cuaca yang baik dan penyuluhan
tentang pentingya pengetahuan tentang cuaca ke masyarakat Kabupaten Pati. Hal
ini dapat dilaksanakan melalui sosialisasi – sosialisasi di balai desa dan
penyebaran informasi cuaca melalui sms dan stasiun radio. Karena dengan
informasi cuaca yang up to date dapat
membantu masyarakat dalam persiapan evakuasi dan penanggulangan bencana. Selain
itu informasi cuaca yang baik dapat menghindarkan masyarakat dari kerugian ekonomi
yang lebih besar seperti yang dialami petani dan pembudidaya ikan yang salah
memprakirakan masa panen dan pembibitan.
Selain itu upaya
mencegah banjir dilakukan dengan memperbaiki infrastruktur pengairan. Banyak
saluran air yang mengalami pendangkalan dan penyumbatan akibat endapan sampah.
Perlu adanya komitmen dari pemerintah dan masyarakat seperti program kerja
bakti masal membersihkan sungai dan menghilangkan budaya membuang sampah di
sungai. Kemudian pembangunan sarana penampung air hujan seperti waduk
diperlukan untuk mengatur debit air yang dialirkan ke sungai – sungai supaya
tidak meluap. Selain sebagai sarana
penampung air hujan waduk juga dapat dijadikan sarana rekreasi dan persediaan
air dalam menghadapi musim kemarau.
"Sungguh telah nampak kerusakan dimuka bumi yang disebabkan perbuatan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari akibat perbuatan mereka agar kembali ke jalan yang benar, kita yang memulai kita pula yang mengakhirinya."