Minggu, 21 Februari 2016

Dunia Kemaritiman Harus Perhatikan Cuaca



Dunia Kemaritiman Harus Perhatikan Cuaca




Pemerintah Indonesia saat ini sedang menggalakan pemberdayaan di bidang maritim. Program pemerintah tersebut layak diapresiasi mengingat bentuk geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang dikelilingi beberapa lautan. Upaya pemberdayaan kemaritiman harus memerhatikan beberapa disiplin ilmu salah satunya adalah meteorologi (ilmu tentang cuaca).
Dunia kemaritiman tidak bisa lepas dari faktor cuaca. Adapun faktor cuaca yang berpengauh meliputi :

1.    Angin. Angin adalah pergerakan udara yang disebabkan oleh perbedaan tekanan di permukaan bumi. Walaupun arah angin sering berubah – ubah, pada dasarnya Indonesia memiliki dua siklus tahunan angin muson yaitu Angin Muson Australis dan Asia. Angin Muson Australis biasa terjadi pada bulan April sampai September ketika matahari berada disebelah utara ekuator suhupun meningkat, ingat bahwa suhu dan tekanan berbanding terbalik dari rumus fisika   (“P” adalah tekanan dan” T” adalah suhu). Akibatnya  Benua Asia bertekanan rendah rendah sehingga angin bertiup dari Benua Australia ke Benua Asia atau yang biasa disebut musim timuran karena rata – rata angin bertiup dari arah timur. Begitu pula ketika matahari berada disebelah selatan, suhupun meningkat dan menyebabkan Benua Australia bertekanan rendah sehingga angin bertiup dari  Benua Asia ke Benua Australia atau yang biasa disebut dengan musim baratan. Pelaut dan nelayan harus memahami faktor tersebut karena angin dapat menjadi kawan, dapat pula menjai lawan. Menjadi lawan karena dapat mempermudah laju kapal dan Menjadi lawan karena dapat menghambat laju bahkan mengganggu keseimbangan kapal. Selai itu angin juga menentukan tinggi rendah dan arah gelombang. Semakin kuat angin maka akan semakin kuat gelombang adapun arah bertiupnya angin adalah searah dengan gerakan gelombang. Pemetaan gelombang diperlukan bagi pelaut dan nelayan dalam memilih rute pelayaran yang aman juga dapat menentukan kapal dapat berlayar atau tidak.
 
 
  2.    Awan.  Awan adalah kumpulan titik – titik air atau kristal es yang terjadi karena udara yang banyak mengandung uap air mengalami proses pendinginan hingga mencapai titik embun dan terdorong ke atas sampai atmosfer akibat dari perbedaan tekanan.  Awan dapat menjadi acuan akan cuaca yang terjadi disekitarnya. Apabila awan ketinggianya semakin rendah dan semakin gelap mengindikasikan akan terjadinya hujan. Adapun apabila terdapat awan cumulonimbus, awan yang berbentuk seperti kembang kol dan menjulang ke atas mengindikasian di daerah tersebut rawan terjadi badai guntur. Apabila perbedaan tekanan dalam awan cumulonimbus semakin besar dapat menimbulkan angin kencang bahkan waterspout (tornado air). Dengan melihat awan nelayan dapat memprakirakan cuaca yang terjadi sehingga akan memermudah dalam memilih jalur pelayaran serta menentukan daerah – daerah yang berpotensi menghasilkan banyak tangkapan.
 

 
3.    Suhu air laut. Suhu air laut menentukan biota laut yang terkandung di dalamnya. Ikan – ikan tertentu akan banyak berkumpul di suhu laut yang optimal dan stabil. Untuk mengetahui suhu dapat dilakukan dengan pengukuran manual dengan termometer ataupun dengan bantuan sensor dan satelit. 
  
 
Jika para pelaku usaha di bidang menyadari pentingnya faktor cuaca serta didukung dengan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai, maka dunia kemaritiman di Indonesia akan semakin produktif. Untuk itu diperlukan kerjasama antar instansi untuk memberikan penyuluhan dan produk data cuaca siap pakai ke masyarakat.

" Hidup itu seperti ombak kadang naik kadang turun, jadilah pribadi yang tangguh dan beriman untuk mampu mengarungi keduanya"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar