Rabu, 24 Februari 2016



Solusi Bebas Banjir Kabupaten Pati
 


Belum sempat kering, hujan kembali membasahi daerah Pati, Jawa Tengah sepanjang Selasa 28 Januari kemarin. Akibatnya, banjir yang belum sepenuhnya surut kembali bertambah tinggi. Dari pantauan udara, banjir masih merendam puluhan desa memutus akses jalan dan memicu terjadinya kemacetan panjang.

Berita di atas saya kutip dari situs www.liputan6.com pada 29 Januari 2015. Sudah hampir satu tahun sejak terjadinya banjir yang melumpuhkan akses di wilayah Kabupaten Pati dan sekitarnya. Hal tersebut diduga disebabkan oleh hujan deras yang turun selama berhari – hari. Memang cuaca dan bencana berkaitan erat karena bencana alam disebabkan oleh fenomena cuaca yang tidak sebagaimana biasanya terjadi. Apabila tidak ada kesiapan dari masyarakat maka fenomena cuaca hujan deras dapat menimbulkan bencana.

Memang pada awal musim penghujan seperti saat ini tidak setiap hari turun hujan di Kabupaten Pati. Hujan lebih sering terjadi pada sore dan malam hari. Hal tersebut disebabkan pada awal musim penghujan, awan yang berpotensi hujan baru terkumpul dari penguapan sumber air dari pagi sampai siang hari. Hujan yang turunpun tidak terlalu deras dengan rata – rata curah hujan 12 mm setiap minggunya. Walaupun demikian datangnya musim penghujan tahun ini yang bisa dibilang terlambat tetap harus diwaspadai. Karena diperkirakan puncak musim hujan baru terjadi pada bulan Januari. Persiapan dan antisipasi yang matang dapat mengurangi resiko terjadinya bencana banjir.

Berbagai upaya pencegahan dapat ditempuh yaitu melalui informasi prakiraan cuaca yang baik dan penyuluhan tentang pentingya pengetahuan tentang cuaca ke masyarakat Kabupaten Pati. Hal ini dapat dilaksanakan melalui sosialisasi – sosialisasi di balai desa dan penyebaran informasi cuaca melalui sms dan stasiun radio. Karena dengan informasi cuaca yang up to date dapat membantu masyarakat dalam persiapan evakuasi dan penanggulangan bencana. Selain itu informasi cuaca yang baik dapat menghindarkan masyarakat dari kerugian ekonomi yang lebih besar seperti yang dialami petani dan pembudidaya ikan yang salah memprakirakan masa panen dan pembibitan.

Selain itu upaya mencegah banjir dilakukan dengan memperbaiki infrastruktur pengairan. Banyak saluran air yang mengalami pendangkalan dan penyumbatan akibat endapan sampah. Perlu adanya komitmen dari pemerintah dan masyarakat seperti program kerja bakti masal membersihkan sungai dan menghilangkan budaya membuang sampah di sungai. Kemudian pembangunan sarana penampung air hujan seperti waduk diperlukan untuk mengatur debit air yang dialirkan ke sungai – sungai supaya tidak meluap.  Selain sebagai sarana penampung air hujan waduk juga dapat dijadikan sarana rekreasi dan persediaan air dalam menghadapi musim kemarau.

"Sungguh telah nampak kerusakan dimuka bumi yang disebabkan perbuatan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari akibat perbuatan mereka agar kembali ke jalan yang benar, kita yang memulai kita pula yang mengakhirinya."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar